Sensitialova
Assalamu’alaikum. Lailatuka
assaidah. Malam ini aku mau curhat ya.
Jumat, 1 November 2013 ini pembukaan LDK OSIMA, organisasi
santri ma’had di ma’hadku. Kebetulan aku jadi panitia, anggota Sie Humas.
Selain aku ada, Nadhif, Miqdar (koordinator), Aal, sama Fahmi Aziz. Kita udah
bagi-bagi job. Tugasku koar-koar
(kali-kali mau rapat ato acara mau mulai) di asrama putri dan kantor ma’had.
Aku dibantu Nadhif, soalnya anggota sie yang putri cuma kita berdua. Siang tadi
udah dikasih job sama sekretaris,
bagiin undangan ke ustadzah-ustadzah. Done.
Malamnya, setelah koar-koar di asrama (bonus omelan
anak-anak karena berisiknya suaraku) bahwa kumpul di aula jam 7.45, dress code panitia mi’thof, kerudung dan rok hitam. Anggota LDK pakai rok dan kerudung
hitam plus baju putih. Terus aku sama Nadhif ke kantor ma’had buat koar-koar.
Ini dia. Syahril minta tolong dipanggilkan Alvina. Sebelum
aku minta peserta LDK ngumpul aku manggil Alvina duluan. “Assalamu’alaikum Wr. Wb. Summon to Alvina Prameswari, please get
gathering to the hall right now, one again, summon to Alvina Prameswari, please
get gathering to the hall right now. Thank you, wassalamu’alaikum wr. wb.”
Aku bukan orang yang pinter bahasa Inggris, terutama pronounciation. Aku salah baca kata summon yang semestinya jadi sammen malah tak baca summon biasa. Gak usah takon. Aku diguyu
-_- Posisi kantor ma’had yang deret rapet sama asrama putra bikin aku tau apa
respon mereka. Aku diguyu temenan. Aku mangkel -_- Penghinaan iki.
Yang lebih menghinakan lagi *opo*, ada satu anak cowok, mboh
aku gak kenal sopo, dari alam mana, nyeletuk sadis bangeeet. “Summon?” nadanya, wuih ojok ditakon.
Ngenyek tingkat Dewi Kwan Im di kahyangan.
Tak santet lho kon.
Huhu untung kesabaranku ready
stock. Gak sido tak santet. Wkwk -_-v Tapi aku tersinggung huaaa.
Aku pengen nangeees T.T Alay yo? BABAH. Mood-ku longsor. Aku cerita ke Nadhif,
Memey, Fiyang, Shofi, (karena posisi mereka masih bersangkutan sama aku). Aku
malu. Aku jadi gak gelem ngumumno maneh. Engkok aku diguyu, dihina haha loro pek.
Kemudian saat materi disampaikan di kelas untuk koordinator
dan wakil, sesi sharing dibuka. Aku
pun sharing ceritaku yang tadi. Yang
lain pada bilang, “Ya Allah, kasiaaan, pukpuk ya Destia.”
Maaciw rek ._.
Aku iki sensitif banget. Dari lahir sudah begitu (?)
Harusnya aku latihan sabar dan tahan komentar orang, sekalipun itu negatif.
Ntar aku hidup di dunia luar, nggak mungkin aku ketemu orang-orang yang bakal
terus komentar positif ke aku. Aku kudu tahan Aku nggak boleh lemah. Aku kudu
kuat kaaan, mosok ngono ae nanges haha, kamu kan habis ini 17 tahun.
Solusi? Aku kudu latihan pede. Membiasakan diri ngomong di
depan mikrofon yang actually itu
nggak gue banget. Lek bisa juga yang FASIH kalo ngomong di depan umum. Aku tak
belajar pronounciation nang Jason
Statham ae, engkok lek wes ngomong gak jelas ngomong e, kecepetan wkwk. Gak
popo kan, cek keren gitu loh /krik/ /yek/
Akhir bulan ini banyak yang mesti diselesaikan. Kudu jaga
stok semangat, males e diguak sing adoh nang Timbuktu lek perlu. Ibadah harus selalu
jalan. Sunnah-wajib. November ini, aku pengen shadaqah yang banyak ‘-‘)9 biar
kuburanku nanti diluaskan dan diterangi. Eh iya ikhlas lillahi ta’ala.
Sepupuku yang semakin tuek dan semakin gede, Renov
Tantio Effendi (@renovtantio) happy birthday. Bisnisnya makin sukses, urusannya
dipermudah, sering-sering jenguk Mayung dong. Mayung kangen lho sama Mas Enop.
Btw aku kangen si Cheng Hoo. Katanya Fridina, “Dia pesek
yang ganteng ya.” :3 Duh wallpaper yang selalu bikin senyum.
Well, enuff maybe?
Tadah {}
Komentar
Posting Komentar